Sajak-sajak itu menuju

dadaku

Mengikut aliran sungai

dari hulu di mataku

Sesaat setelah mereka tahu dirinya

kau abaikan

Sesak di sana

; di dada berpintu seribu maaf.





Blw, 31052010

Berapa banyak kata yang ingin kutabuh digendangmu yang berdaun hingga pekak?
Berapa banyak cerita yang ingin kukisahkan pada malammalammu yang imsonia?
Katup bibirku lelah bercekak
Dering pun berasingasingan serupa lansia
Semuanya teronggok mengerak
Linglung membisu lalu amnesia
Beku dalam otak berpura tekak

Karena mereka tahu kau dan aku
Hanyalah sekumpulan orang yang aneh
Tapi selalu bermimpi indah
Miskin ruang dan waktu

Makassar, 2010

I
PEREMPUAN NEGERI


Setahuku;

Kau dan Aku adalah perempuan negeri

Aku yang menyusui anakanak negeri

Dan kau menyuapi pemimpin negeri

Sang pahlawan devisa


Lalu mengapa mengumpat dirimu?



II
LELAKI NEGERI


Aku;

Lelaki negeri

Mencumbu tanah pekat hingga bunting

Basah oleh tetesan keringatku

Kau;

Lelaki pemerkosa negeri

Hingga bunting perutmu sendiri



Makassar, 01 Mei 2010

KETIKA KAU TERPENJARA


Tahukah kau?
Sepi sangatlah terasa
Di balik sedu sedan rindu
Hingga sesakkan dada
Napasku sepertinya berbau dirimu
Kedua telaga enggan mengering
Serupa hujan dalam pekat ini

Aku ingin melipat jarak saja
Biar kita melenggang di perjumpaan
Karena Timur Sinar Suprabana bilang “rindu menagih temu”
Aku tersinggung;
Merasa rasa dan asaku diintipnya
Aku malu
Mengira rindu melekat rapat di dindingdinding hati
Nyatanya berceceran di manamana
Melumuri setiap jengkal kulit
Ataukah keringatku keringatmu juga
Yang sengaja menetes dan menghantarkan rindumu untukku

Aku ingin mencari ruang tersempit
Kujengkal dengan tanganku sendiri
Biar tubuhku merapat di tubuhmu
Lepaskan kaitkait rindu



Belawa, 250110

Labels

Chating Miss Dala


ShoutMix chat widget

Pengikut

Blogroll